Rumah Hikmah News Casa Andara Residence Cluster Green Nature

Header

Saran Manufaktur Indonesia untuk para penyelenggara negara

Presiden perlu memaksa industri besar memberi peluang bagi industri kecil dan menengah (IKM) lokal secara fair.

Keberhasilan industri otomotif nasional menembus angka produksi kendaraan 1,1 juta unit pada 2012 idealnya berkontribusi langsung pada laju pertumbuhan industri komponen otomotif lokal. Terlebih, pemerintah berjanji meningkatkan kandungan lokal hingga 80% seiring program mobil murah dan ramah lingkungan, low cost green car (LCGC) dan low carbon emission project (LCEP).


Namun sejumlah kalangan menilai industri skala kecil menengah bidang komponen otomotif masih sebatas penonton di negerinya sendiri. Pengamat otomotif Rudi Kurniadi mengatakan, apa yang disebut industri komponen lokal sebagai mitra strategis industri otomotif  global bukanlah 100% lokal. Kebanyakan industri pemasok komponen itu sebenarnya anak-anak perusahaan dari perusahaan global itu. “Dari sisi kepemilikkan, tetap saja tidak bisa sepenuhnya disebut industri lokal,” tutur Rudi.

Sementara itu, Ketua Koperasi Industri Komponen Otomotif Indonesia (KIKO), M Kosasih mengatakan pertumbuhan industri otomotif  saat ini mestinya menjadi peluang pasar yang prospektif bagi industri skala kecil dan menengah bidang komponen otomotif.

Sayangnya sebagian besar industri komponen otomotif lokal belum bisa berbuat banyak, terutama untuk memenuhi kebutuhan after market atau komponen otomotif di luar permintaan pabrik. Padalah menurut Kosasih, pasar industri komponen otomotif pada after market sangat besar, seperti plat kopling, brake, terot, dan engine mounting. Justru produk imporlah yang membanjiri produk after market, tambahnya.

Senada dengan Rudi dan Kosasih, Dirjen Industri Basis Manufaktur (BIM) Kementerian Peridustrian, Panggah Susanto, juga menyayangkan belum maksimalnya penggunaan komponen dalam negeri oleh industri otomotif.  Ini menjadi tantangan maha berat terkait daya saing, mengingat sejak diberlakukannya kesepakatan kerja sama FTA (free trade agreement) sulit membendung serbuan produk asing berharga murah.

“Jalan satu-satunya bagi Indonesia adalah menerapkan strategi smart policy melalui peningkatan produksi dalam negeri,” ujarnya.

Semoga langkah ini dapat membangun kemandirian umat di Republik ini dalam bidang teknologi, InsyaAllah.

http://goo.gl/cdLVY
www.manufaktur-indonesia.com


Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas: